Langsung ke konten utama

Postingan

Nugas Kuli-ah

Halohaaaa.......! Blog ini sungguh berdebu temans. Kalau diibaratkan rumah, debu ini sudah lengket dan berkerak. EW! Oke. "Stop mencaci maki diriku rita!" seru si blog. "Salahkan dirimu yang jarang mengurusku.:" "Maafkan aku blog, aku pun sungguh tak paham dengan diriku, tugas yang wajib untuk kuurus saja terbengkalai, apalagi kamu yang sunnah muakadd ini." YAPS! itu tadi cuplikan percakapan tiada berfaedah di kesempatan kali ini temans! hahaa maafkan aku yang membuka entri malam ini dengan ketidak-berfaedah itu. Kali ini aku ingin sedikit membahas tentang tugas perkuliahan.  Kau tahu kan sekarang aku sedang menyandang status sebagai MAHA (bukan kuasa) SISWA. Joke ini betul receh rita. Ya, Mahasiswa. Bukan mudah menyandang status sebagai Mahasiswa, karena jika kau tau beratnya status itu sebanding dengan tugas yang bertubi-tubi diberikan. Aku sudah dua tahun menyandang status tersebut. Status mahasiswa ini beragam cita-rasanya, ada banyak
Postingan terbaru

Ramai diluar, Sepi didalam, Akan-kah berjumpa lagi?

Ramai diluar, Sepi didalam, Akan-kah berjumpa lagi? Allahu akbar... Allahu akbar... Allahu akbar... Ramai mesjid berlomba-lomba mengumandangkang takbir. Memeriahkan penghujung ramadhan, menyambut kemenangan. Segelintir(mungkin pada umumnya) orang, malam menjelang lebaran berkumpul bersama keluarga, makan kue bersama-sama, menikmati opor kah itu, lontong-kah itu, atau hanya nasi putih bermandikan sambal. Yang penting kebahagiaan menikmatinya, apalagi bersama dengan keluarga tercinta. Malam ini langit terang, terang dengan kembang api dan mercon yang ditembakkan ke langit hitam malam. Mereka seakan telah mencapai kemerdekaan. Terbebas dari puasa sebulan penuh. Yang seakan-akan membelengu (tebak-ku). 1 syawal adalah esok. Bulan baru, baju baru, sendal baru, gadget baru, tapi hati tidak baru.  -KLISE. Ramai diluar, Sepi didalam. Ramai orang bersorak takbir, berkeliling memukul bedug. Sepi, sepi sekali hati ini, menyesal kenapa tidak banyak beribadah di bulan

cerpen : BAPAK

Bapak adalah laki-laki paling khawatir saat anak perempuannya jatuh cinta. Ketika usia anaknya bertambah menjadi kepala dua. Bukan kepalang beliau siang malam memikirkan segala kemungkinan. Laki-laki seperti apa yang akan anak perempuannya nanti ceritakan. Cerita yang mau tidak mau seperti petir di lautan siang-siang. Kekhawatiran itu tidak berlebihan. Sebab sepanjang pengetahuannya, tidak ada laki-laki yang baik di dunia ini kecuali dirinya sendiri. Untuk kali ini, Bapak boleh menyombongkan diri. Karena kenyataannya memang begitu. Tidak ada laki-laki yang cintanya paling aman selain bapak. Ibu sendiri mengakui. Bapak adalah laki-laki yang paling takut anak perempuannya jatuh cinta. Laki-laki mau sebaik apapun tetaplah brengsek baginya, berani-beraninya membuat anaknya jatuh, cinta pula. Sudah dibuat jatuh, dibuat cinta pula. Benar-benar tidak masuk akal. Malam itu, ketika dikira anak perempuannya terlelap. Bapak berbicara kepada ibu di ruang tamu. Tentang segala kemungkina

Penjual Kerupuk dengan Masa Kecilnya

Lelaki kecil sore ini, menguasai pandanganku. Suara gemetar yang terdengar, menghimbau untuk membeli kerupuknya. Dibahunya terdapat kayu panjang dengan kerupuk di dua mata sisinya. Kerupuk itu masih berbungkus banyak. Tampaknya, belum terjual. Kaki kecilnya hitam, tanpa alas. Rasanya mungkin sudah kebal dengan kerikil-kerikil tajam. Sekarang ia berhenti menumpang duduk di terasku. Walaupun tanpa ia sadari. Sedari tadi aku memperhatikannya di balik kaca rumahku yang hitam. Masih duduk di terasku, ia mengelap keringatnya dengan kain yang melingkar di lehernya. Kukira-kira umurnya sekitar anak SD kelas 4. Bicara soal SD, ketika aku dimasa itu. Ingat betul, yang ada di pikiranku adalah main,main dan sekali lagi main. Belum pernah terpikir olehku untuk mencari uang. Bahkan dulu aku tidak terlalu mengenal uang. Karena setiap kali ingin es krim selalu di bawakkan oleh mamaku, tanpa harus merengek-rengek dahulu minta uang. Tanpa harus dikode terlebih dahulu, hanya lewat telepati orang tua d